Transpor Sedimen
Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai, dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke daerah pantai. Dalam ilmu teknik pantai dikenal istilah pergerakan sedimen pantai atau transpor sedimen pantai. Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa definisi dari transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen pantai inilah yang akan menentukan terjadinya sedimentasi atau erosi di daerah pantai.
Transpor sedimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor sedimen menuju dan meninggalkan pantai (onshore - offshore transport) yang memiliki arah rata-rata tegak lurus pantai dan transpor sepanjang pantai (longshore transport) yang memiliki arah rata-rata sejajar pantai.
Transport sedimen tegak lurus pantai dapat dilihat pada kemiringan pantai dan bentuk dasar lautnya. Proses transpor sedimen tegak lurus biasanya terjadi pada daerah teluk dan pantai – pantai yang memiliki gelombang yang relatif tenang. Pada saat musim ombak, energi yang terdapat pada gelombang akan menggerus bibir pantai dan menimbulkan erosi yang ditandai dengan adanya dinding pantai, seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1. Erosi akibat transpor sedimen tegak lurus pantai
Penggerusan tersebut akan menimbulkan lembah (trough) namun hal itu juga akan dibare ngi dengan terbentuknya punggungan (bar) di samping lembah tersebut akibat adanya hukum kekekalan massa. Adanya punggungan tersebut akan mengakibatkan perubahan posisi gelombang pecah karena pada umumnya gelombang akan pecah sebelum mencapai punggungan.
Gambar 2. Proses transpor sedimen tegak lurus pantai
Hukum kekekalan massa berlaku pada transpor sedimen tegak lurus pantai. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa sedimen tidak dapat hilang namun hanya dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Dari gambar terlihat timbulnya erosi pada daerah bibir pantai akan diikuti dengan proses sedimentasi di laut.
Transpor sedimen sejajar pantai (longshore transport) terjadi pada daerah pantai yang langsung berbatasan dengan samudera. Transpor sedimen jenis ini dapat lebih mudah terlihat karena transpor sedimen jenis ini memberi pengaruh terhadap bangunan – bangunan pantai yang menjorok ke laut. Akibat adanya transpor sedimen sejajar pantai maka pada bangunan pantai yang menjorok ke laut akan terlihat perbedaan pada kedua sisi bangunan pantai tersebut. Pada satu sisi bangunan tersebut akan di jumpai proses sedimentasi sedangkan pada sisi lainnya terjadi proses erosi. Oleh karena itu dalam perencanaan untuk mendirikan bangunan pantai harus diperkirakan seberapa besar pengaruh dari transpor sedimen sebagai fungsi dari gelombang dan arus. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada daerah pantai.
Gambar 3. Sedimentasi dan erosi akibat pembangunan jetty
Efek lain yang terjadi pada daerah pantai akibat adanya transpor sedimen sejajar pantai adalah terbentuknya daratan antara suatu pulau dengan daratan utama. Efek ini biasa di kenal dengan nama tombolo.
Referensi
Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008. Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif. BPPT. Jakarta.
Triatmojo, B. 1999. Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.
Asyari Adi Saputra, bidang Oseanografi Fisika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar